Bumi Ini Bagai SeTitik Debu

Bumi Ini Bagai SeTitik Debu


Bumi ini bagai setitik debu, membaca kata-kata ini pada salah satu jejaring sosial membuatku berpikir betapa sangat kecilnya manusia di alam semesta ini. Kalau Bumi yang menjadi tempat manusia tinggal, menjadi satu-satunya rumah manusia hingga sekarang saja seperti debu, lalu bagaimana dengan manusianya? Berapa pula ukuran debu itu? Debu saja tidak terlihat kasat mata, lalu bagaimana dengan materi yang ada di dalamnya? apakah bisa terlihat? Tentu Tidak kecuali sang Pencipta.



Meskipun sudah seperti itu, tetap saja yang namanya manusia belum juga menyadari kesombongan mereka selama hidup di dunia. Seolah-olah mereka lupa aka jati diri mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. yang dipercaya menjaga, merawat, dan memperbaik kerusakan masa lalu justru membuat kerusakan yang lebih parah dari orang-orang masa dahulu. Apakah benar generasi penerus masa yang akan datang harus selalu mengalami degradasi baik moral maupun akal?

Akal dan pikiran yang membuat manusia lebih tinggi dan sempurna dari makhluk lain. Hanya karena nafsu sesaat bisa menghancurkan segala yang dibangun oleh akal dan pikiran kita. Nafsu untuk selalu berusaha lebih "WOW" dari orang lain membuat manusia menjadi manusia rakus, tamak, dan sombong rata-rata. bagaimanapun juga, ini bukan kehidupan abadi, buat apa melakkan hal-hal tidak berguna macam orang bodoh saja? kita sebagai manusia biasa saja sudah tak terlihat apalagi manusia luar biasa tingkat rendah? semakin segera menghilanglah kita dari kehidupan ini.

Tidak seharusnya kita berlaku sombong, karena kita bukan apa-apa. Kita tidak lain dan tidak bukan lebih kecil dari pada debu. Lebih tidak berarti. Lalu apa yang bisa kita sombongkan? Memamerkan kelebihan yang dimiliki hanya akan membuat diri mereka menjadi orang yang tak berharga, karena tak ada yang mau menghargai kelebihan yanga dia miliki jika dia tidak berkoar, lalu menganggap yang lain rendah. 

Comments

Popular Posts