tag:blogger.com,1999:blog-1450589385631477182024-03-13T19:41:35.541+09:00Happy EverydayEvery single memorable story of my life, priceless experiences, and crazy minds. A place to restart my mind and sharing some (un)useful opinions.Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-74096276033996038052017-05-10T02:19:00.002+09:002017-05-10T02:28:02.033+09:00Stressful Hal yang selalu kutakutkan pun tiba, "Menjadi Dewasa". Anak kecil, ceria, lincah, aktif dan manja, mungkin itulah diriku dahulu, pun sekarang. Setua apapun pertambahan angka untuk usiaku, setinggi apapun pertumbuhan tinggi badanku setiap hari, aku tetaplah anak perempuan ayah dan ibu yang manja. Aku yang senang berbuat sesuka hatiku, melakukan banyak hal, berlari kesana kemari, tertawa, melompat, memanjat, dan masih banyak lagi. Dahulu, aku memiliki begitu banyak kebebasan dalam hidupku, perlahan segala kebebasan itu berkurang satu per satu. Satu per satu kebebasan itu telah berubah menjadi pekerjaan yang diwajibkan.<br />
<br />
Orang tuaku sangatlah memperhatikan pendidikan putri-putrinya. Mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami. Tanpa sadar kamipun menjadi anak-anak yang mengejar peringkat kelas dan angka pada kertas laporan hasil belajar. Masih sangat jelas dalam memoriku, ketika aku duduk di bangku kelas 2 SD, aku berada di peringkat kedua setelah temanku. Kedua orang tuaku memarahiku, kakakku pun demikian. Aku dilarang untuk bermain bersama teman-temanku. Aku dipaksa pulang dan tidak diperbolehkan keluar rumah. Sejujurnya dulu aku sangat membencinya. I love play. I like to go outside and enjoy any thing around me. Dan setealah aku memasuki masa SMP dan SMA, bahkan di Perguruan Tinggi tetaplah sama. Aku bukanlah siswi cerdas, pandai ataupun pintar sekalipun. Saat SMA aku berusaha keras untuk mendapatkan peringkat dan nilai yang bagus. AKu belajar, belajar, dan belajar ketika di rumah sangat serius. Untuk apa? Untuk membeli kebebasan. Aku iri pada temanku, dimana orang tuanya justru menyuruh dia mengikuti kegiatan - kegiatan sekolah, sedangkan yang dia inginkan belajar di rumah. Berbalik 180 derajad denganku, aku ingin melakukan banyak hal di kegiatan sekolah, tetapi orang tua menginginkan aku belajar di rumah. So, I buy my desire. Jadi, motivasi belajar ketika di SMA selain ingin diterima di ITB juga karena ingin bermain.<br />
<br />
Ketika kuliah, orang tua tidak suka aku mengikuti kegiatan kampus, kerja part-time, lomba PKM, dan sebagainya. Pasti yang ditanya "Kamu dapat apa?". When you have totally different view with your parents, it is hard to explain them the correlation between what do you want and what are you doing now. Because I don't want to have any fight, so I ended up silence. Aku mungkin bukanlah orang yang baik, tapi aku paham ilmu agama tentang orang tua. Aku tidak mau durhaka kepada mereka. I just wanna tell what is my opinion, what do I want to, but it always fail. What I hate the most is, they always see something from material, money, positions. Even though they said "No" but their act is "Yes".<br />
<br />
Aku selalu bertanya, "kenapa setiap pekerjaan yang aku lakukan perihal hobiku tidak berjalan dengan baik?" Baik organisasi, lomba, dan sebagainya. Dahulu aku berpikir, usahaku kurang keras. Tetapi, kegagalan-kegagalan itu terjadi bukan karena suatu usaha, melainkan sesuatu yang tidak pernah bisa kita prediksikan sebelumnya. Saya sadar ada doa orang tua yang ikut campur. Meskipun orang tua selalu mengatakan "iya selalu didoakan", mereka tidak sepenuhnya. Ada keraguan dalam doa dan hati mereka. Mereka tidak sepenuhnya rela aku mengerjakan ini, itu. Berkali-kali ketika masih di bangku kuliah, aku mencoba untuk mendaftar pertukaran mahasiswa, tapi selalu gagal dalam proses pendaftaran. Pertama, saat saya mendaftar untuk melaksanakan tes TOEFL-ITP, saat waktu tes saya yang sudah ditetapkan tiba, nama saya justru tidak ada dalam daftar peserta tes. Padahal tes hanya diadakan 2 minggu sekali, dan 2 minggu kemudian hasil tes baru diberikan. Jika, namaku terdaftar pada tes pertama aku masih memiliki kesempatan mendaftar sebelum deadline. Tetapi, karena aku tidak dapat melaksanakan tes hari itu maka deadline sudah terlewat. Kedua, saya harus memilih antara mengikuti UAS salah satu mata kuliah wajib atau mengikuti tes wawancara untuk pertukaran mahasiswa (padahal diinformasikan di awal bahwa wawancaranya akan dilakukan siang hari). Ketiga, UUD (Ujung-ujungnya duit). Takdir banget kan. I tell this, it doesn't mean that I blame God with anything happen to me. I just said that this the way of my destiny. My failure now is not fully from my work, but there is still destine works on it. Just Say,"Inshaa Allah ini adalah yang terbaik". Sambil mengikhlaskan hati.<br />
<br />
Actually, i do not agree with my parents method to raise me in terms of education, position, and prosperity. Yet, I absolutely support how they train me to live simply and hard work for everything you want to gain. FYI, I bought my wardrobe in my room now was by my own money when I was in elementary school.<br />
<br />
<br />
Yogyakarta, 10 Mei 2017<br />
<br />Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-4237031821183092702016-08-26T19:36:00.000+09:002016-08-26T19:36:54.860+09:00Kenangan 1Langit senja, yang tak kulihat senjanya. Hanya awan biru, mengabu, dan mulai gelap tanpa cahaya<br />
Burung - burung yang terbang kesana - kemari tanpa kudengar riuhnya. Atau angin - angin yang membelai - belai bendera - bendera yang terpasang di setiap jalan. Pemandangan sore ini, yang jarang aku rasakan. Empat Tahun sudah aku belajar disini, tapi, aku belum pernah benar - benar merasakan perpustakaan kampusku ini. Yang aku khawatirkan, tak akan kurindukan nantinya, karena tak pernah kuberikan kenanganku disini.<br />
<br />
Kenangan? bagaimana bisa aku memberikan kenangan? Nyatanya kenangan itu tercipta tanpa sengaja. Kenangan adalah jalan cerita yang memang sudah Allah takdirkan untuk hamba - hamba-Nya. Lalu, bagaimana aku bisa memberikan kenangan untuk tempat ini? Selain, ingatan - ingtan bahwa aku menyendiri disini karena ingin lari dari kenyataan. Kenyataan yang terasa jika aku tetap tinggal dimana aku tinggal.<br />
<br />
Akankah, tempat ini adalah kenangan pelarianku?<br />
<br />Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-13577126418909672342016-08-26T19:19:00.002+09:002016-08-26T19:19:41.522+09:00Melepaskan atau Berjuang?<div style="text-align: justify;">
Pertama kali diterima sebagai siswi SMAN 1 Sragen, tujuh tahun yang lalu. Saat itu, tak ada perguruan tinggi lain dalam otakku selain FTSL-ITB, karena ingin mengikuti jejak idolaku waktu kecil, B.J. Habibie. Tetapi, agak berbeda dari beliau, karena beliau mengambil Jurusan Teknik Mesin yang berhubungan dengan pesawat, sedangkan aku pada bangunan. Allah pun berkata lain, ridho Allah itu ridho orang tua, maka untuk mendapatkan ridho itupun aku memutuskan melanjutkan pendidikanku di kota pelajar, di kampus biru yang dikenal sebagai kampus kerakyatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sebab, ibu hanya memberikan tiga pilihan kota untukku, Solo, Jogja, atau Semarang yang notabene dekat dengan rumah? Alhamdulilah, saya bahagia diterima kampus pancasila ini, sebab banyak teman saya yang diterima disini. Akan tetapi, ada rasa sedih juga, karena saya harus melepas mimpi yang saya miliki tanpa pernah mencoba. Sampai hari ini, itu yang selalu saya sesalkan, "Melepas Mimpi Tanpa Pernah Mencoba". </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini, pada tahun - tahun terakhir masaku sebagai mahasiswi di kampus pancasila ini, dilema yang memang harus aku hadapi, bukan lagi masalah ridho orang tua takut berada jauh dari anaknya, tetapi menghadapi realita dan impian. Disaat mereka tidak mempercayai impianku (a.k.a. meremehkan). Seperti mereka tidak percaya bahwa air mengalir dari ke bawah ke atas. Akankah, aku kembali melepas impianku seperti dulu, ataukah aku mengambil jalan lain dan menerima kenyataan? Dan kenyataan, bahwa kedua orang tuaku semakin tua dan membutuhkanku. Hidup itu memang pilihan. Pilihan itulah yang akan menentukan perjalanan kita selanjutnya. Dan tak ada yang mudah dari dua pilihan tersebut, kedua - duanya tetap akan memberikan perjalanan yang penuh dengan perjuangan, kerja keras, dan selalu belajar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka Allah lah sebaik - baiknya tempat kembali. Memohon petunjuknya, meminta dengan sholat dan sabar. </div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-67456019729082779572015-12-17T10:21:00.000+09:002015-12-17T10:21:12.201+09:00Terima KasihTidak ada banyak kata yang bisa kuucapkan selain dua kata, " Terima Kasih". Iya, terima kasih atas segalanya. Terima kasih karena masih bersikap baik padaku. Terima kasih telah kembali tersenyum. Terima kasih karena kamu masih menerimaku dan menganggapku sebagai temanmu. Teman, teman yang telah lama tak berjumpa, teman yang kian hari semakin berjarak, berjarak, berjarak hingga tak terlihat. Iya, kita tak saling bertatap, tak saling lagi menyapa. Mungkin karena memang kita bukanlah teman dekat. Kamu datang sebagai orang asing yang tak pernah kukira dan kau pergi kembali asing seperti yang kukira. Iya itulah kita, teman.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Dan saat kita bertemu kembali yang ada hanyalah kekakuan. Kekakuan yang tak kumengerti dan tak terhindarkan. Banyak kata ingin terucap, tapi, berakhir dengan kesunyian. kesunyian yang kita ciptakan di tengah rintik hujan. Aku pun memilih untuk diam, hingga kamu memulai percakapan ringan.<br />
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terima kasih karena pernah singgah dalam cerita hidupku. Mewarnai kisah-kisah yang tak terkenang ini. Semoga di pertemuan selanjutnya kita bisa menjadi teman yang lebih baik dan lebih dekat.<br />
<br />
<br />
<br /></div>
</div>
</div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-40812938434500358372015-06-02T23:00:00.000+09:002015-06-02T23:00:47.219+09:00Persimpangan <div style="text-align: justify;">
Hidup. Iya, benar adanya saat ini kau hidup. Kau hidup di dunia yang tak pernah kau tahu waktu berakhirnya. Iya, benar, benar adanya kau akan hidup di dunia lain yang sudah Dia janjikan untukmu. Persimpangan. Persimpangan ini baik, menurut logika mereka. Apapun yang akan dipilih daripada persimpangan itu hasilnya akan baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persimpangan ini semakin terasa saat sahabat - sahabatmu sudah memiliki jalannya masing-masing. Persimpangan yang dahulu sangat mudah baginya untuk dijalani saat dia masih memakai seragam putih abu-abu. Apakah terlalu lama dia merasakan kenyamanan di persimpangan itu? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dunia dan Akhirat adalah dua hal yang dicobanya untuk mengimbangi. Tak ingin ada timbangan berat salah satunya. Tidak ingin hanya mengejar kehidupan dunia atau akhirat saja. Jiwanya ingin berjalan bersama keduanya. Tidak ingin memilih. Jangan dipaksa untuk memilih. Jiwa itu bukan robot yang tak berperasaan. Persimpangan ini terasa begitu berat saat dijalani sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang pemimpi besar yang berjalan di atas padang pasir. Tak tahu arah kemana menuju. Yang dia tahu hanyalah kehidupan ini dan Tuhannya. Berusaha mewujudukan impian-impian masa kecilnya di kehidupan ini dengan tetap bersama sang penciptanya. Tetapi, itu semakin sulit dan berat baginya. Hilang kepercayaan terhadap sahabat, dan rendah diri terhadap dirinya sendiri. Dia berada di persimpangan. Dia ingin pula menjadi kekasih Tuhannya, tapi dia juga ingin mewujudkan impian-impian besarnya. Dia memiliki kedua sahabat itu. Sahabat yang ingin menjadi kekasih Tuhannya dan sahabat yang ingin mewujudkan impian-impian besarnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia rindu dengan sahabat-sahabatnya yang dahulu. Yang bersemangat untuk keduanya. Yang selalu mengingatkan untuk keduanya. Yang berjalan bersama untuk keduanya. Dia merindukan sosok yang bisa diajak untuk berdiskusi soal keduanya. Tapi, semua itu tak nyata, semua itu tak ada. Sekarang hanyalah tinggal kenangan. Sekarang aku mengerti, kenapa lagu-lagu yang bertemakan keangan masa lalu selalu bernada sendu, sedih dan menangis. Ketika semua hal baik yang dikerjakan bersama-sama itu berlalu dan tinggalah menjadi sebuah memori dalam ingatanmu sendiri, bukan ingatan mereka yang kau ingat, memang sangat menyakitkan dan mendidihkan hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah saatnya pemimpi itu berjalan sendiri di atas kakinya. Tanpa kawan - kawannya seperti dahulu. Sekarang dia sendiri yang harus membawa mimpi besar mereka. Dia sedang mengumpulkan kepercayaan dirinya yang memudar, kembali fokus pada apa yang dia putuskan sebagai mimpi besarnya itu. Persimpangan yang melemahkannya, sekarang dia mencoba keluar perlahan darinya, dia mulai mengerti apa yang perlu dan tak perlu dia lakukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Tuhan memeluk mimpi-mimpinya dan segera menurunkan mimpi itu kepadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-24414020866896187502015-04-25T22:15:00.003+09:002015-04-25T22:15:53.180+09:00Kata dan Doa<i>Setiap kata terucap adalah doa</i><br />
<i>Malam adalah tempat aku mengucap kata</i><br />
<i>Kata demi kata yang tak kurangkai indah</i><br />
<i>Yang tak mungkin kukatakan padamu meski hanya satu kata</i><br />
<i>Hingga kau jadikan aku halal bagimu</i><br />
<br />
<i>Hanya kepada-Nya aku berucap</i><br />
<i>Tapi mengucap untaian kata itu kepada-Nya </i><br />
<i>Sungguh menguras emosi yang tak pernah terkatakan</i><br />
<i>Menguras air mata yang tak pernah jatuh bulirannya</i><br />
<br />
<i>Setiap kata terucap adalah doa</i><br />
<i>Malam gelap berkawan sunyi dan berselimutkan hawa dingin </i><i> </i><br />
<i>Kupanjatkan doaku pada-Nya tentangmu</i><br />
<i>Calon Imamku</i>Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-4909201737526573582015-04-25T20:15:00.002+09:002015-04-25T20:15:29.141+09:00Pahami Rasa<div style="text-align: justify;">
Sulit menjelaskan rasa yang tak dirasakan orang lain. Apalagi untuk memahamkan mereka terhadap perasaan kita. Memang mudah untuk mengatakan segala teori tentang pengendalian rasa ataupun mengatur rasa itu sendiri. Tapi, pernahkah kalian berpikir? Saat kalian mengatakan itu, apakah kalian juga akan melakukan hal yang sama seperti yang kalian katakan? Sedangkan, tak ada jaminan untuk kita bisa mengingat semua apa yang telah kita kerjakan apalagi segala sesuatu yang kita katakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlu berhati-hati saat mengeluarkan nasihat, jika memang itu benar sampaikanlah dengan perlahan dan menunggu waktu yang tepat. Ada kalanya, manusia memang membutuhkan waktu untuk berpikir dan merenung. Tanpa kita sadari, nasihat itu justru bukannya masuk ke dalam logika pikiran tapi hanya dianggap sebagai angin lalu. Hingga akhirnya, orang yang dinasihati pun merasa benar - benar sendiri, haru sendiri, dan semakin menarik diri, sebab dia berpikir bahwa tak akan ada yang mengerti perasaannya, bagaimana mudahnya hatinya tersakiti, menangis sendiri, hingga akhirnya dia menyalahkan dirinya sendiri. Semua yang terjadi pada dirinya adalah kesalahannya sendiri sebagai pelarian karena tak ingin menyalahkan manusia lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal - hal kecil yang dianggap biasa dan remeh oleh orang kebanyakan, ternyata menjadi bom waktu untuk orang lain yang siap meledak kapanpun pemicunya dilepas. Jadi, hati - hatilah dengan perasaan orang lain. Apalagi, perasaan seorang wanita yang memang perasaannya jauh lebih dominan daripada logika berpikirnya. Mereka bertahan hidup karena perasaan mereka. Mempertahankan rasa bahaga, menepis rasa sedih dan kecewa, mengubah rasa pahit menjadi madu. Hatinya mengolah berbagai perasaan. Dimana dia sendiri tidak mengerti sampai kapan hatinya dapat bertahan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa yang datang pada hati memang sulit untuk ditebak, campur-campur melebihi es campur. Dia selalu berusaha untuk mengolah hatinya, akan tetapi orang tak perlu tahu akan hal itu. Dan manusia lain tak berhak menyalahkannya, sebab dia tidak pernah tahu hal appa saja yang telah dia alami dan rasakan selama hidupnya. Kejadian apa saja yang telah mengantarnya pada titik saat ini dimana dia bertemu kalian.</div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-58337086453804437142015-04-25T08:28:00.001+09:002015-04-25T08:28:56.780+09:00Apa Kita Benar - Benar Percaya?Dalam masa yang tak pernah kita tahu awal dan akhirnya<br />
Akhir yang tak tak kita tahu akan seperti apa<br />
Bahagia atau tersiksa<br />
Kehidupan kedua yang tak pernah terbayangkan sebelumnya<br />
Menangis ataukah Tertawa?<br />
Tak ada jaminan untuk kita<br />
Tak ada yang bisa menolong kita, kecuali Dia<br />
<br />Tapi, kita tak pernah benar-benar percaya Dia<br />
Apa yang dia katakan dalam kitab-Nya<br />
Apa yang dia perintahkan lewat Rasul-Nya<br />
Apa yang dia tunjukkan dengan kuasa-Nya<br />
Siang dan Malam<br />
Kita belum benar-benar percaya<br />
<br />
Jika kita percaya, kenapa kita tak mengikuti apa yang dikatakan-Nya?<br />
Jika kita percaya, kenapa kita mematuhi perintah-Nya?<br />
Dan jika kita ppercaya, kenapa kita tak pernah mengakui kekuasaan-Nya?<br />
<br />
#RefleksiKehidupan_MuasabahSubuh<br />
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-36037839484339324232015-04-23T08:29:00.001+09:002015-04-25T21:56:31.297+09:00"Time will answer every your heart question"<br />
Hari demi hari telah berganti, waktu akan terus berjalan tanpa henti. Dialah yang akan menjawab segala sesuatunya nanti. Manusia tak hanya memiliki akal untuk berpikir, tetapi ada sebuah hati untuk merasakan. Kebahagiaan yang hakiki sesungguhnya berasal dari hati. Kenyamanan, ketenangan, dan kedamaian di dalam hati akan sangat mempengaruhi kebahagiaan hidup.<br />
<br />
Sikap saling memaafkan dengan setulus hati akan selalu dinanti. Pernyataan dari seseorang yang kita sayangi, peduli dan kasihi dalam hidup kita, bahwa mereka tidak marah atau membenci kita adalah hal terindah untuk hati. Kelegaan yang tak terkira, ruang yang sempt itu pun menjadi bertambah lebar dan luas. Mungkin, bukan mereka membencimu atau marah terhadapmu. Mereka hanya kecewa denganmu karena terlalu sayang terhadapmu. Dan dengan jiwa besar, mereka memaafkanmu. Berterimakasihlah kepada mereka, karenanya hatimu kini bertambah luas dan lapang.<br />
<br />
Mencoba menghargai segala sesuatu yang terjadi pada setiap detik kehidupan ini. Kebahagiaan yang abadi berada di dalam hati, kemanapun kita pergi meskipun berada di tempat tertinggi sekaligus tidak akan bisa mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan, kecuali, jika di dalam hati mereka penuh kelapangan untuk memaaafkan.<br />
<br />
"Time will answer every your heart question. You just need to be more patient and pray"Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-87421626255356658042015-04-18T09:14:00.004+09:002015-04-25T21:58:08.838+09:00Cinta Dalam HatiAllah, diri ini begitu kotor<br />
banyak maksiat yang telah anggota tubuh ini lakukan<br />
banyak sekali pikiran dan niattan jahat yang terlintas<br />
banyak perilaku yang menyakiti<br />
banyak kata yang menusuk hati<br />
Apakah diri ini masih berkesempatan untuk melihat wajah-Mu?<br />
<br />
Allah, tak ada amal yang diri ini miliki<br />
amal yang tak diyakini bisa mengantar diri ini untuk bertemu dengan-Mu<br />
satu hal yang selalu hamba pikirkan<br />
hamba tidak ingin meninggalkan dunia ini dengan sendiri<br />
jika hamba kembali pada-Mu saat ini, adaka mereka yang mengenal hamba akan hadir di tempat peristirahatan terakhir hamba dan mendoakan hamba?<br />
karena hamba tak pernah benar-benar ada di hati mereka<br />
<br />
Hati ini tak kuasa menerima kenyataan hidup, Ya Allah<br />
kenyataan bahwa tak ada seorangpun yang peduli tentangnya<br />
kenyataan kehilangan orang-orang yang selalu dia sayangi<br />
kenyataan bahwa manusia cepat atau lambat akan berubah<br />
kenyataan bahwa kenyataan yang menyakitkan itu sedang terjadi<br />
<br />
Saat kakak yang paling kamu hormati dan hargai tiada penah lagi menyapa<br />
tiada salam sapa soal kabar<br />
tiada lagi cerita-cerita suka dan duka<br />
semua mulai terasa asing<br />
perlahan menjauh dan pasti<br />
<br />
Saat teman-teman yang sudah kamu anggap seperti saudaramu pun perlahan meninggalkanmu<br />
semua kenangan indah di masa lalu tak mampu untuk menarik mereka kembali<br />
apa yang bisa diri ini lakukan dengan semua itu<br />
mereka yang selalu mengerti, yang selalu menemani<br />
tak satupun kabar terdengar<br />
karena diri ini tak pernah benar-benar ada di hati mereka<br />
diri ini tak pernah nyata, mungkin diri ini hanyalah mimpi belaka<br />
<br />
Allah, diri ini berharap dan berdoa<br />
saat tiba ajalnya nanti, sebelum itu terjadi<br />
biarkanlah diri ini bertemu dan kembali berkumpul bersama mereka yang tersayang<br />
diamnya bibir ini bukan berarti melupakan,<br />
tapi, diri ini selalu berdoa yang terbaik<br />
<br />
Maaf yang tulus akan membantu diri ini kembali mendapatkan kebersihan hati dan jiwa<br />
satu-satunya modal yang diandalkan untuk bertemu wajah-Nya<br />
<br />Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-78442062978640286532015-02-22T03:03:00.000+09:002015-02-22T03:03:32.167+09:00Bertemu untuk Berpisah <br />
Hari ini matahari telah tenggelam. Sinarnya yang selalu menyilaukan hingga kehangatan yang ditebarkan. Entah kapan dia akan kembali muncul dan bersinar kembali. Dia telah kehilangan segala kebahagiaan yang dahulu dia miliki. Kebersamaan dengan sahabat - sahabatnya bulan, bintang, planet, dan asteroid serta penduduk langit lainnya telah lama tak ia rasakan kembali. Hingga saat ini, dengan pemikirannya yang menganggap semua yang dia kenal tulus, dia justru terjebak dalam kekecewaan yang tak terselesaikan.<br />
<br />
Andai kalian tahu, matahari itu sudah kehilangan kepercayaan dirinya. Untuk bertatapan dengan sahabat-sahabatnya dia tak mampu. Keceriaan dan kehangatan yang selalu menyelimuti dirinya dahulu telah hilang perlahan.Dia berusaha keluar, dia berusaha untuk bangkit, akan tetapi semua yang dahulu dia kenal seakan berubah menjadi musuh yang siap untuk mendorongnya dalam jurang gelap. Apa yang bisa dia lakukan?<br />
<br />
Dia yang dahulu senang tersenyum, sekarang lebih banyak murung dan memalingkan wajah. Dia telah kehilangan teman bicaranya, teman berdiskusi, bertukar pikiran, perlahan. Dia sangat menyadari bahwa dia mulai kehilangan mereka lagi. Tapi, Matahari bukanlah Tuhan yang bisa mengikat hati hamba-Nya untuk tetap setia dan loyal hingga akhir hayatnya. Matahari tak bisa mengubah hati. Apa yang bisa dia lakukan selain menunggu mereka datang kembali atau datangnya pengganti. Iya, pengganti yang silih berganti. Yang membuat matahari semakin lama, semakin membenci keadaan ini.<br />
<br />
Matahari selalu menyalahkan dirinya sendiri atas keadaannya. Dia tak ingin menyakiti temannya atau sahabatnya, itulah mengapa dia menjauhi mereka. Dia tidak menyukai kepura-puraan. Dia tersadar dari mimpi semunya, bahwa sekarang dia telah bangun dan menyadari semua kepalsuan yang dunia tawarkan. Kepedulian yang dahulu, semua itu adalah kepalsuan yang dikarenakan kebutuhan. Dia terjebak dalam suasana yang bukan untuknya. Apa yang bisa dilakukannya? Dia selalu sesak, setiap melihat mereka. Dia tak ingin menjauh, tapi, baginya itulah pilihan yang terbaik. Agar tidak saling menyakiti. Dia tak ingin menyakiti atau tersakiti, dia selalu diam dengan perlakuan orang lain terhadapnya dan mereka tak pernah tahu apa yang dirasakan oleh Matahari saat itu. Iya Matahari bukanlah Tuhan, dia tak dapat menghentikan segala kejadian yang menimpa dirinya. Apalagi yang bisa dia lakukan selain menerima dan diam.<br />
<br />
Matahari sudah mengerti, ini bukanlah yang terbaik untuknya, ini adalah jalan yang harus dilaluinya. Dan dia selalu siap untuk kembali ditinggalkan oleh teman-teman barunya di Galaksi lain.<br />
<br />
<br />
<i>"Tak akan pernah mengerti seseorang terhadap perasaan orang lain, Mereka yang mengatakan,'Aku mengerti bagaimana perasaanmu', Mereka semua pembohong. Karena sejatinya mereka tidak mengerti dan tidak akan pernah mengerti"</i><br />
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<i><br /></i>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-CLPJClxhPy0/T_GeKD4RDSI/AAAAAAAAALw/GwKkaNZjwdU/s72-c/socialmedaprojectmanagement1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-CLPJClxhPy0/T_GeKD4RDSI/AAAAAAAAALw/GwKkaNZjwdU/s72-c/socialmedaprojectmanagement1.jpg" /></a></div>
<i><br /></i>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Znghc3lJ6Xg/VOh3OD4qrkI/AAAAAAAADiA/u3x4hcyUVL0/s1600/memory.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-Znghc3lJ6Xg/VOh3OD4qrkI/AAAAAAAADiA/u3x4hcyUVL0/s1600/memory.jpg" height="204" width="320" /></a></i></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-6851143156154527642014-11-24T03:46:00.000+09:002014-11-24T03:46:00.855+09:00Puzzle<br />
<div class="post_tags" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #a7a7a7; font-family: 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 10px 0px 0px; orphans: auto; outline: none 0px; overflow: hidden; padding: 0px 20px; position: relative; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: nowrap; widows: auto; word-spacing: 0px;">
</div>
<br />
<div class="post_content clearfix" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: 0px; background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; box-sizing: border-box; clear: both; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 19.6000003814697px; margin: 0px; orphans: auto; outline: none 0px; padding: 0px; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px; zoom: 1;">
<div class="post_content_inner clearfix" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; zoom: 1;">
<div class="post_container" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="post_title" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 22px; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: bold; line-height: 1.3; margin: 0px 0px 10px; outline: none 0px; padding: 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="post_body" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; float: left; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; overflow: visible; padding: 2px 20px 0px; vertical-align: baseline; width: 540px;">
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kita adalah satu, yang terbagi</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kita adalah potongan - potongan puzzle yang ditakdirkan Tuhan</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
dimana kita dipertemukan, dipersatukan, dan dipisahkan</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 10px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terpisah ruang, jarak dan waktu</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apakah kamu tahu? sesungguhnya aku benci kita menjadi seperti puzzle. Karena kita mudah terlepas, </div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<i>teruntuk Teman-teman yang saya rindukan</i></div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<i><br /></i></div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<i><br /></i></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-29454094651416045042014-11-24T03:34:00.000+09:002015-04-25T08:31:40.992+09:00<div>
Jika hari makin terasa berat</div>
<div>
Maka tutuplah mata</div>
<div>
Rasakan hembusan nafasmu</div>
<div>
Gerakan angin yang meniup dan melewatimu</div>
<div>
Adakah hal yang lebih penting </div>
<div>
daripada Kenyaman dan ketentraman hati?</div>
<div>
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-40934788779081669742014-07-11T23:52:00.002+09:002014-07-11T23:52:47.911+09:00Hanya Satu Keinginanku<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Tiba-tiba aku mengingat keinginan masa kecilku</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Mungkin ini tidak terlepas dari sifatku yang memang perasa</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Keinginanku hanya satu</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Melihat orang lain tersenyum karenaku</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Karena hadir dan adanya diriku</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Mungkin celotehanku terdengar bodoh atau tak ada lucunya sama sekali</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Atau tingkah laku maupun sikap ku yang terkadang terkesan memalukan</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Tapi, aku tetap melakukannya </div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aku tetap berceloteh tetap bersikap seperti itu</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aku membiarkan orang lain menganggap diri ini terlihat bodoh</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Bagiku itu tidak mengapa selama aku melihat senyummu karena ku</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Tetapi aku akan lebih kecewa lagi, sangat kecewa</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Apabila segala usahaku untuk membahagiakan orang-orang di sekitarku</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Usaha untuk membuat guratan senyum di wajah mereka</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Ternyata justru mengecewakan mereka</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Maka sesungguhnya jika kalian tahu, aku jauh lebih kecewa daripada kalian</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aku kecewa karena aku tak dapat membuat guratan senyum di wajah kalian</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aku malah membuat bulan sabit terbalik di wajah kalian</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Dan dengan kecewanya kalian padaku, berarti aku telah berbuat dzalim kepada kalian</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Aku hanya ingin melihat orang-orang di sekitarku tersenyum karena aku</div>
<div style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; padding: 0px;">
Jika itu salah, aku minta maaf</div>
<div>
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-87361370651217337232014-05-21T04:17:00.001+09:002014-05-21T04:17:08.840+09:00Oh HatiKau bilang lelah menanti<div>
tapi,</div>
<div>
Tak Pernah kau pergi</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kau bilang Rindu</div>
<div>
tapi,</div>
<div>
Tak pernah kau beranjak untuk bertemu</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kau bilang kau mengerti</div>
<div>
tapi,</div>
<div>
kau mengeluh tiap hari</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kau bilang berani</div>
<div>
tapi,</div>
<div>
Jiwa pengecutmu tak pernah mati</div>
<div>
<br /></div>
<div>
oh Hati</div>
<div>
yang tak pernah (di)peduli</div>
<div>
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-33766996702053926822014-05-21T03:52:00.002+09:002014-05-21T04:04:48.704+09:00HIDUP<br />
<br />
Aku hidup untuk masa ini<br />
Aku hidup untuk masa depan<br />
Aku tidak hidup untuk masa lalu<br />
<br />
Masa Lalu hanya kenangan<br />
yang kupetik pelajaran<br />
Masa Depan yang penuh harapan<br />
yang selalu kuimpikan<br />
dan Masa Ini adalah akumulasi masa lalu<br />
dan sebab masa depan<br />
<br />
<br />Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-62827956378591176882014-05-07T02:50:00.000+09:002014-05-07T02:50:16.215+09:00Selalu Ada Tempat Terindah Untukmu, Yah<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ayah,</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Meski surga tak berada di bawah kakimu</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Meski Nabi hanya menyebutmu satu kali pada akhir hadistnya</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Meski tiada hari Ayah khusus untukmu</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku akan selalu menyayangimu</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tanpamu Aku tak akan pernah ada</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tanpamu aku tak akan bertahan hidup di dunia ini</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tanpamu aku tak dapat belajar dengan tenang</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan tanpamu Aku tak dapat seperti sekarang ini</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dihadapanku kau selalu tersenyum</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kau sembunyikan lelahmu meski wajahmu jelas menampakkannya</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kau sembunyikan rindumu yang besar padaku</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Padahal semua yang kau lakukan padaku adalah suatu hasil kerinduan</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kau tak berani mengutarakan masalah yang kau hadapi </span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">karena takut dapat mengganggu belajarku</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Meski aku tahu hatimu sakit karena itu</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kau tetap menunjukkan wajah tenang </span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Padahal aku tahu kamu sangat khawatir terhadapku</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ayah</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Semoga Allah memberikan kita waktu lebih banyak untuk bersama</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berjalan-jalan seperti dulu</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berbicara tentang banyak hal tentang cita-citaku , masa depanku</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bermain bersama di pematang sawah</span></i><br />
<i><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dimana kau menunjukkan padaku bahwa hidup itu adalah perjuangan sejak aku masih kanak-kanak dahulu</span></i><br />
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></i>
<br />Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-80370905679567522772014-05-07T02:28:00.001+09:002014-05-07T02:28:25.844+09:00Harapan Itu Selalu Ada<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Saat aku merasa lelah dengan
segala kehidupan dunia ini hingga ingin sekali rasanya waktu untuk berhenti
meski hanya satu detik, Allah memberikan semangat dan motivasi baru untukku
melalui anak – anak di pengasuhan Al- Ikhtiar(semoga benar). Dengan segala
keterbatasan yang mereka miliki mereka tak banyak mengeluh mereka tetap terus
semangat berjuang untuk berprestasi. Saat masih duduk di bangku SMA kelas 2
sudah hafal 6 Juz, masih SMP sudah mewakili DIY dalam debat bahasa inggris
tingkat nasional, dan masih SD pun udah jalan-jelan ke Hongkong dan sebentar
lagi ke Qatar sambil main sulap. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Oh betapa aku tak mensyukuri apa
yang Allah telah berikan untukku. Alhamdulilah aku masih memiliki ayah dan ibu
yang menyayangiku, rezeki harta dunia yang cukup, tapi aku belum bisa
membanggakan orang tuaku seperti anak-anak itu. Padahal, kehidupan secara
duniawi lebih baik daripada mereka. Meski mereka seorang anak yatim atau piatu,
mereka berusaha untuk tetap semangat menuntut ilmu. Bahkan sudah ada yang
memiliki cita-cita yang sangat mulia dan nyata. Anak ini sebut saja namanya “Y”
, dahulu ketikamasih duduk di bangku SMP dia merupakan salah siswa dengan nilai UN terbaik di DIY. Jika saja
dia mau, dia bisa masuk ke sekolah favorit yang ada di kota istimewa ini, akan
tetapi karena niat tulusnya untuk memberikan hadiah terindah kepada almarhumah
ibunya, dia bertekad menjadi seorang hafiz. Oleh karena itu, ia memilih sekolah
yang biasa agar tidak mengganggu konsentrasinya dalam menghafal Al-Qur’an. </div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
Dan ketika ibu pengasuh memimpin
kami berdoa bersama, sungguh aku tak kuasa menahan air mata. Aku seorang hamba
yang bukan siapa-siapa, berlumuran dosa, tak lebih baik daripada mereka, tetapi
justru sangat dihormati mereka dan didoakan. Sungguh merasa tak pantas aku
mendapatkan doa mereka. Semoga Allah selalu memeluk mimpi-mimpi mereka dan
mimpiku.</div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-82743883720883020912014-05-01T02:34:00.000+09:002014-05-01T02:37:00.697+09:00Aku Tak Menegerti xxxx ....<br />
<br />
<br />
Satu hal yang tidak aku mengerti adalah hati. Hati yang bahagia, hati menangis, hati tersenyum ataupun hati yang meringis merintih. Aku tak mengerti semua itu. Bahkan, aku tak mengerti apa yang hatiku rasakan padamu.<br />
Hati ini lembut, selembut belaian kasih sayang ibu<br />
Jiwa ini rapuh serapuh daun-daun kering berguguran<br />
Raga ini lemah selemah diriku saat harus berhadapan denganmu<br />
<br />
Jika bunga hati ini belumlah untukmu sekarang saat kuncupnya mulai menampak, maka mekarnyalah yang akan kau petik nantinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan cara yang paling dicintai-Nya dan kuharapkan.<br />
<br />
Biarkanlah embun pagi membasahi kuncup-kuncup itu, membulatkan butiran - butiran tetes air subuh. Bersuara jernih layaknya hembusan angin pagi tak bergemuruh, Perlahan tumbuh memekarkan kuncup yang kini mulai sedikit merekah<br />
<br />
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-6437887689894903432013-12-22T09:08:00.001+09:002013-12-22T09:08:15.977+09:00<div class="post_title" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 22px; font-weight: bold; line-height: 1.3; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Oh Malaikatku</div>
<div class="post_body" style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); background-color: white; box-sizing: border-box; color: #444444; float: left; font-family: 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; outline: none 0px; overflow: visible; padding-top: 2px; width: 500px;">
<blockquote style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); border-left-color: rgba(0, 0, 0, 0.117647); border-left-style: solid; border-left-width: 4px; box-sizing: border-box; margin: 10px 0px 10px 10px; outline: none 0px; padding-left: 15px;">
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Senyummu penuh ketulusan</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Senyum yang selama 12 tahun ini selalu mengantarku untuk menuntut ilmu</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Senyum yang menyemangati pagiku</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Senyum yang sekarang tak mudah untuk kudapatkan lagi</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Senyuman itu aku rindu,</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Belaian tangan kasarmu tetap halus di kepalaku</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
tetap lembut kusentuh tiap waktu</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Pipi yang mulai cekung selalu aku cium tiap pagi</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
serta pelukan dan dekapan penuh arti,seakan hilang sudah semua bebanku setiap aku dipelukanmu</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Oh Malaikatku,</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Kau adalah Malaikat terbaik yang Allah berikan untukku</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
yang selalu mengkhawatirkan keadaanku</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
yang selalu memaafkan saat aku mengecewakanmu</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
yang selalu mendukungku meski kau tak setuju</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
yang selalu memberikan yang terbaik untukku</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
mengajarkanku akan hidup </div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Oh ibu, </div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
mungkin engkau bukanlah siapa-siapa bagi mereka</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
tapi bagiku engkau adalah segalanya</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
apapun yang aku lakukakn untukmu tak akan pernah cukup membayar segala pengorbananmu untuk diriku</div>
<div style="-webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); box-sizing: border-box; margin-bottom: 10px; outline: none 0px;">
Ibu, Aku mencintaimu karena Allah</div>
</blockquote>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-s0sMcmlSZVU/UrYsiLSeLPI/AAAAAAAAAlg/yivvVGN9TrM/s1600/ibu-hamil-kartun.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-s0sMcmlSZVU/UrYsiLSeLPI/AAAAAAAAAlg/yivvVGN9TrM/s1600/ibu-hamil-kartun.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><blockquote class="tr_bq">
Saat Aku masih di dunia penuh kedamaian</blockquote>
</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-50ZcjcJOqkc/UrYspIp9QmI/AAAAAAAAAlo/7moEPA-vEY0/s1600/happy-muslim-family-cartoon-3-gambar-kartun-muslim-ibu-dan-anak-600x450.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="http://3.bp.blogspot.com/-50ZcjcJOqkc/UrYspIp9QmI/AAAAAAAAAlo/7moEPA-vEY0/s200/happy-muslim-family-cartoon-3-gambar-kartun-muslim-ibu-dan-anak-600x450.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saat Aku Kecil</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-50nWl3pQFMU/UrYsttNAVyI/AAAAAAAAAlw/Ute9SFzMnNg/s1600/Kartun-Muslimah-gambar-kartun-muslim-ibu-dan-anak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-50nWl3pQFMU/UrYsttNAVyI/AAAAAAAAAlw/Ute9SFzMnNg/s200/Kartun-Muslimah-gambar-kartun-muslim-ibu-dan-anak.jpg" width="160" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saat aku beranjak dewasa</td></tr>
</tbody></table>
</div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-12087402425630791172013-09-18T21:27:00.002+09:002013-09-18T21:27:24.752+09:00<div style="text-align: center;">
GET CLOSER</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hidup ini, tidak semuanya apa yang kita butuhkan dan kita inginkan langsung datang menghampiri kita. Dibutuhkan usaha, kerja keras dan doa yang sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tidak butuh banyak kata ataupu aksara, hanya diperlukan satu gerakan nyata untuk memulainya, yaitu mendekati apa yang ingin kau dekati. Teruslah mendekat hingga kamu semakin dekat, dekati lagi hinggak tiada jarak yang memisahkan. Kita tidak pernah mendapatkan apa yang kita inginkan karena kita tidak pernah mendekatinya, justru sebaliknya, kita selalu menjauhinya, hingga jauhlah kita dengannya. Bahkan sejauh mata memandang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menyadari, kenapa aku belum mendapatkan apa yang kuinginkan. Karena aku tidak pernah mendekatinya, karena hatiku yang terlalu pengecut, hingga mencoba untuk mendekatinya saja aku tak memiliki keberanian. Sesal yang hingga sekarang masih sangat terasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu yang entah sampai kapan tersisa? sampai kapan Malaikat Izroil baik untuk memberi kesempatan untuk lainnya dan lainnya? Selalu mendekati apa yang inging kau dekati. Dengan segala daya upaya yang kau miliki, meski peluh keringat selalu menetes. Sempitnya waktu selalu memburu. Pasti kamu bisa jika kamu mau. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Man Jadda Wa Jada</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-58979936711420962442013-08-27T23:52:00.000+09:002013-08-28T09:27:32.252+09:00<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: FangSong; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku hanyalah
sebatang tanaman<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: FangSong; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Aku bisa terluka
jika mata pisau mengenai tubuhku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: FangSong; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tiada obat yang
bisa membantuku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: FangSong; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Hanya satu yang
dapat menolongku <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: FangSong; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Obat dari dalam
diriku<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Aku hanyalah
sebuah balon<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Yang akan
terus mengembang bila diriku penuh napas kehidupan<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Namun, dengan
mudahnya aku akan meletus <o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Jika ujung
jarum runcing mengenaiku<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Lem semahal
dan sebaik apapun <o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Calligraph421 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Tak akan
mampu menyatukan kembali diriku yang terbelah<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Freehand521 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Inilah aku yang
sedang memberontak pada kehidupan<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Freehand521 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Aku yang sedang
memahami arti hidup <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Freehand521 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Mencoba
merangkai menyusun sebuah kalimat <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Freehand521 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">Hanya untuk
menjawab satu kata Tanya<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Freehand521 BT"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: BatangChe;">“Mengapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
by : Surya D.P<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: right; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-13086785543886743142013-08-27T23:43:00.002+09:002013-08-27T23:43:21.254+09:00<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tahu Diri</span><br />
<br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku adalah aku</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kamu adalah kamu</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Aku bukanlah kamu</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Kamu bukanlah aku</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Hargaiku seperti kau ingin kuhargai</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Hargaimu seperti kau menghargaiku</span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span>
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Pahami diri pribadi </span><br />
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Jadi Insani yang berbudi</span><br />
<br />Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-6239048939663522062013-06-28T23:31:00.004+09:002013-06-28T23:31:56.867+09:00Engkau yang Disini<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>“Hei... kalian yang ada disana, apa yang kalian lakukan disana? Cepatlah kesini!!!” Aku membutuhkan energi jasmani, rohani, akal dan pikiranmu. Dan yang paling penting adalah hatimu untukku disini. Dalam imajinasi dan khayalku aku berpikir, mungkinkah ini teriakan negeriku kepada mereka-mereka yang tak kunjung kembali ke bumi Indonesia?</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Jika memang ini adalah jeritannya, maka aku adalah orang yang paling kecewa. Karena aku yang sudah hampir 19 tahun lebih hidup, tinggal, menggantungkan makan, dan minum di negeri ini merasa tidak berguna apa-apa di negeri sendiri. Aku tidak bisa bermanfaat untuk negeriku sendiri yang telah memberikan banyak hal untukku. Aku adalah orang yang paling malu karena teriakannya ini. Sejak aku masih di bangku taman kanak-kanak hingga sekarang aku sedang menempuh bangku kuliah, aku merasa sangat bersalah dengan hal ini. Bertahun-tahun biaya pendidikanku diberikan dari subsidi rakyat Indonesia, dengan tujuan membawa Indonesia menjadi lebih baik, lebih maju dan lebih makmur tentunya. Akan tetapi, aku belum bisa memberikan apa-apa untuk negeri yang selalu memberikan segala yang aku butuhkan. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Aku tahu banyak sekali kecacatan yang ada di negeri ini, tetapi inilah negeri kami, tumpah darah kami, tanah air kami yang akan selalu berada dalam relung hati kami. Aku bangga dengan negeriku ini, karena kami negeri yang berbeda. Kami bisa hidup dari laut darat, kami memiliki pandangan hidup, yaitu pancasila yang berasal dari kepribdian bangsa kami sendiri. Aku bangga dengan negeriku, jika ada negara yang menyebut negaranya sebagai My Mother Land and My Father Land, tetapi hanya satu di dunia ini yang menyebut negerinya dengan sebutan “Tanah Airku”. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Hei, para penuntut ilmu, aktivis organisasi dengarlah seruan negerimu ini. Negerimu memberikan pendidikan yang nyaman kepadamu bukan hanya untuk kau belajar tanpa mengamalkan, bukan hanya sibuk organisasi, rapat kesana-kemari melupakan belajar. Tetapi, negerimu ingin perbedaan, tidak hanya perubahan. Perbedaan yang lebih nyata menuju arah kebaikan,kesejahteraan rakyat,kemakmuran, keadilan,kesatuan, keanekaragaman, dan masih banyak lagi. Sungguh malu diriku pada negeri ini, aku hanya menuntut dan meminta tanpa memberi. Aku malu, karena apa yang telah aku dapat selama lebih kurang 19 tahun ini masih belum dapat aku terapkan. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Semua itu ada ilmunya. Menuntut ilmu itu tidaklah mudah, butuh perjuangan keras untuk mendapatkan manisnya ilmu. Itulah mengapa Allah meninggikan beberapa derajat lebih tinggi kepada orang-orang yang berilmu. Generasi muda, mari bangkit bersama, think big about this country, think big for it’s future, so we can feel how much we are needed. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Kita yang masih di negeri ini sudah sepantasnya menjaga , mengelola apa yang ada di dalamnya bukan orang luar yang tidak jelas darimana. Dan kita tidak bisa menunggu, mereka-mereka yang terlanjur pergi dari negeri ini memilih negeri yang lebih baik di matanya. Perbaedaan untuk kebaikan tidak bisa menunggu, sebagaimana seseorang yang sedang sakit parah harus segera mungkin dioperasi dan tidak bisa menunggu. Kita yang disini, mari buat satu langkah kebaikan untuk negeri ini lebih baik. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: lucida grande, tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 16px;"><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Semua orang yang ada di negeri ini lebih berhak untuk menata Indonesia.</span></span></div>
<div>
<br /></div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-145058938563147718.post-1075206396544879662013-02-19T01:41:00.000+09:002013-05-13T01:11:25.360+09:00Bumi Ini Bagai SeTitik Debu<h2 style="text-align: center;">
Bumi Ini Bagai SeTitik Debu</h2>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bumi ini bagai setitik debu, membaca kata-kata ini pada salah satu jejaring sosial membuatku berpikir betapa sangat kecilnya manusia di alam semesta ini. Kalau Bumi yang menjadi tempat manusia tinggal, menjadi satu-satunya rumah manusia hingga sekarang saja seperti debu, lalu bagaimana dengan manusianya? Berapa pula ukuran debu itu? Debu saja tidak terlihat kasat mata, lalu bagaimana dengan materi yang ada di dalamnya? apakah bisa terlihat? Tentu Tidak kecuali sang Pencipta.<br />
<br />
<br />
<img src="http://3.bp.blogspot.com/--Y5eqGDTTu4/TfDOQw1jPDI/AAAAAAAABLQ/TL5102vkZWY/s320/observable-universe-630x630.png" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun sudah seperti itu, tetap saja yang namanya manusia belum juga menyadari kesombongan mereka selama hidup di dunia. Seolah-olah mereka lupa aka jati diri mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. yang dipercaya menjaga, merawat, dan memperbaik kerusakan masa lalu justru membuat kerusakan yang lebih parah dari orang-orang masa dahulu. Apakah benar generasi penerus masa yang akan datang harus selalu mengalami degradasi baik moral maupun akal?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akal dan pikiran yang membuat manusia lebih tinggi dan sempurna dari makhluk lain. Hanya karena nafsu sesaat bisa menghancurkan segala yang dibangun oleh akal dan pikiran kita. Nafsu untuk selalu berusaha lebih "WOW" dari orang lain membuat manusia menjadi manusia rakus, tamak, dan sombong rata-rata. bagaimanapun juga, ini bukan kehidupan abadi, buat apa melakkan hal-hal tidak berguna macam orang bodoh saja? kita sebagai manusia biasa saja sudah tak terlihat apalagi manusia luar biasa tingkat rendah? semakin segera menghilanglah kita dari kehidupan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak seharusnya kita berlaku sombong, karena kita bukan apa-apa. Kita tidak lain dan tidak bukan lebih kecil dari pada debu. Lebih tidak berarti. Lalu apa yang bisa kita sombongkan? Memamerkan kelebihan yang dimiliki hanya akan membuat diri mereka menjadi orang yang tak berharga, karena tak ada yang mau menghargai kelebihan yanga dia miliki jika dia tidak berkoar, lalu menganggap yang lain rendah. </div>
Dreamerhttp://www.blogger.com/profile/12336659790531153410noreply@blogger.com0